Senin, 16 Februari 2015

In Memorial 127



Oleh : Deni Kurniawan

Terkadang ada rasa yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Rasa yang tidak merata,padahal bermakna. Rasa itulah yang menurutku paling berharga. Entah bagaimana cara mengungkapkannya. Ya, aku lebih dari kata bahagia.
Kalian mempunyai peran penting dalam hidupku. Semua tak lagi kaku ketika aku ada ditengah kalian. Beban yang selalu menumpu padapunggung kita berubah terasa ringan. Tak ada tawa yang selepas tawaku bersama kalian.
Kita menaiki perahu berharap akan berlabuh pada pulau yang indah. Sampai sekarang, kita masih mengayuh perahu itu. Aku berharap perjalanan masih panjang. Meski aku tahu bumi itu bulat. Kita akan kembali pada perjalanan awal. Meski aku tahu lautan tak setenang danau.
Tidak jarang kita berada pada titik ombak dengan gelombang yang selalu menggoyahkan perahu kita.  Berapa kali kita terlempar dari perahu dan tenggelam dilahap ombak. Tapi ada hal yang membuat perahu kita masih menunggu dan mengapung. hal itu adalah kita pemilik perahu itu. Perahu tak akan berenang sendirian. Perahu perlu pengayuh untuk membawanya pada satu tempat. Pengayuh itu adalah kita.
Lautan tidak sesepi  yang terlihat pada permukaan. Tidak setenang dan sedingin yang terlihat. lihatlah ke dalam laut. Di dalamnya ada kehidupan yang lebih indah. Banyak ikan menari bersama para rumput laut di karang yang indah. Mereka masih terus bahagia dibalik ombak yang besar. Untuk melihat keindahan itulah kita harus tenggelam.
Perahu melempar kita dengan alasan. Dan dengan harapan kita bisa kembali ke permukaan dan melanjutkan perjalanan. Walau hanya ada perahu,kita dan lautan. Tapi kita harus tetap menjalani kebahagiaan. Semuan akan terasa ramai pada hamparan air yang luas.
Rasanya aku ingin mengumumkan pada dunia. Bahwa aku mempunyai sahabat seperti kalian. Aku ingin menunjukan betapa bangganya aku ada di tengah kalian. Seisi dunia akan iri melihat kita. Terutama orang-orang yang tak suka membiarkan senyum terpancar pada wajah kita.
Kenakalan yang kita lalui yang membuatku tertawa sekarang. Betapa lucunya tingkah kita di SMK PRIMA WISATA ini. Betapa hangatnya pelukan kita di kelas.
Rindu, sudah pasti. Rasanya ingin kembali pada masa dimana kita berkenalan,bertengkar,bersama,berbahagia. Beruntung aku hidup di era kini. Mesin lipat dan telegram modern bisa membantuku mengenang itu semua. Juga beberapa lembar  kertas foto yang membuatku rindu.
Aku berharap kita tak pernah tumbuh. Aku berharap kita tetap pada kenakalan-kenakalan kita, pada kekanak-kanakan kita. Jujur, rasanya sulit menerima kita sudah tumbuh dewasa. Tapi apa yang bisa aku lakukan? Hanya berharap aku masih bisa mengayuh perahu bersama kalian.
Suatu saat pasti ada masa dimana kita kembali pada kekanak-kanakan kita. Rindu pada kebahagiaan yang dulu. Dan aku suka dengan itu. Mungkin nanti aku akan berharap ombak besar datang agar kita bisa mengayuh perahu lebih kencang. Saat itulah kita mengingat semuanya. Bahwa kita ada pada satu dunia, bukan pada masing-masing dunia.
Aku sangat menyayangi kalian,pula aku merasakan kasih sayang kalian. aku yakin pulau indah masih menunggu kita. Kebahagiaan akan mengiringi hamparan laut yang kita terjang.