Senin, 22 Desember 2014

Aku dan Diary :)

Dear Diary.......          

23 Desember 2014 Pukul 02.45 WIB

Diary? Setiap malam, setiap hari bahkan setiap waktu, aku selalu memikirkan masa depanku. Diary tahu enggak, kalau saya nanti selesai sekolah akan jadi apa? Hmmm Ah payah! Diary bukan Tuhan, yang tahu kedepannya seperti apa. Diary juga tidak punya mulut, dan tidak mungkin berbicara menjawab pertanyaanku.               

Diary, aku kasih tahu nih yah, dari dulu aku pengen banget jadi pengusaha restoran? Hahahaha, Kok tertawa? Ada yang lucu tah? Heuhhhh .... Aku serius Diary.. Aku tuh pengen banget jadi pengusaha.  Enggak tahu yah, apa yang menyebabkan aku ngebet banget jadi pengusaha. Tapi salah satunya sih dari pujian Kedua Orangtua yang mengatakan bahwa aku ini punya jiwa berbisnis dan penyemangat. Dan bukan hanya orang tua yang bilang begitu, bahkan setiap orang yang mengenalkupun berkata begitu. Hehehehe                 
Yang namanya anak kecilkan suka berimajinasi, suka berhayal, dan punya cita-cita setinggi langit. Ini salah satu keinginanku waktu kecil, hahahaha .                
Tapi aku sangat kecewa dan down. Semua karyaku dimakan hujan besar malam. Huft! Buku-bukuku semuanya basah terutama buku karya tulisku. Padahal sudah lima buku atau lebih yah... Hmmm tapi yasudahlah saya ikhlaskan saja.                

Lalu aku memulainya kembali, aku menulis Autobeografi tentang kehidupanku, kisah asmaraku, kisah sepanjang masa pendidikanku. Kutuliskan, lalu ku buatkan cerpen. Beberapa buku cerpen ku pegang lagi dari hasil karyaku. Tapi aku tidak memamasarkannya, hanya untuk teman terdekatku saja.                
Menginjak SMK, aku lebih giat lagi membuat cerpen dan novel. Tentang percintaan remaja. Dan Alhamdulillah, banyak penggemar, banyak teman-teman yang yang menyukai karyaku. Diary.... Saat itu aku bangga pada diriku. Aku senang. Aku semakin giat untuk mengarang sebuah cerita. :D              
Terima kasih banget yah, buat Pak Deni Atmiwijaya yang telah banyak mengajarkan aku tentang hidup dan bagaimana caranya agar ikhlas menerima kritikan dari orang lain. Dan selalu memberikan motivasi tuk selalu berkarya.               

Aku percaya kepada Allah, bahwa Di setiap kesulitan terdapat dua kemudahan. Aku yakini itu, aku kembali bangkit tapi tidak lagi menulis. Beberapa bulan kemudian, ada tawaran untuk mengikuti kegiatan mading di sekolah, alhamdulillah aku banyak belajar dari semuanya. Nggak nyangkah kan Diary? Aku bisa mengikuti kegiatan tersebut :)

Tapi diary.... itu hanya puing-puing masa lalu. Karena hal itu membuat aku lupa akan teman, sahabat dan waktu untuk bermain canda tawa bareng teman-teman. Sedikit demi sedikit aku meninggalkan keinginanku yang menjadi penulis.                

Muncul dalam hatiku keinginan untuk Mengajar. Keinginan itu bermula saat aku dipercaya untuk mengajar di sebuah Yayasan. Dari situ aku bisa merasakan bagaimana rasanya dihormati, disapah ketika bertemu di jalan dengan salam yang santun dan tutur kata yang sopan. Aku semangat sekali jika melihat anak-anak semangat mengaji dan senyum-senyum mereka yang dengan ikhlas menyapahku membuatku tak ingin berpindah dari tempat tinggalku. Aku akan habiskan masaku dengan berbagi ilmu dengan mereka-mereka. Jauh dari mereka satu hari saja, membuat hati was-was, siapa yang akan mengajari mereka! Punya rasa khawatir yang besar.                

Diary..... ternyata mengajar itu Nikmat. Aku senang berbagi ilmu. Dan selain mengajar, aku juga masih suka menulis, tapi hanya sekedar untuk inspirasi saja. Diary! Aku cukupkan sampai sini saja perjalanan hidupku. Masih banyak cerita-cerita lainnya yang sudah ku tuangkan dalam blog pada postingan sebelumnya! :)

diary aku ingin menggapai mimpiku..
aku tidak ingin hanya menjadi pria biasa, lulus dari SMIP, kuliah, married meninggal deh hehe
Kini aku siswa SMK PRIMA WISATA..dan selanjutnya aku ingin lulus, melepaskan seragam putih abu-abu lalu menjadi seorang Executive muda yg berguna buat orang lain :) ngarep :P

mungkin..terlambat jika baru sekarang aku berkata semangat untuk berjuang dan berkorban demi keinginanku.
Tapi..dengan waktu untuk mengejarnya yang masih tersisa, aku ingin menunjukkan betapa aku sangat menginginkan mimpi itu untuk terwujud.
Aku harus berkorban.
berusaha.
dan selanjutnya kuserahkan pada Allah SWT atas semua usahaku.
Tuhan..aku rela melepas semuanya untuk sementara, demi cita-cita yang sempat ku lupakan..

Ya Allah aku ingin mempersembahkan gelar sarjana untuk Ayah dan Ibu ku tercinta…
Maaf, aku ingin benar-benar mewujudkan cita-cita ku.
aku harus mengorbankan yang berharga.
percayalah, kelak saat semua telah dapat ku raih aku akan menjemput apa yang telah kutinggalkan hari ini.

aamiin :)


<photo id="1" />

Tidak ada komentar:

Posting Komentar