Senin, 22 Desember 2014

Dear Diary .

Ikutilah sytem pelajaran di MTSN 11 Jakarta Barat karena disitu saat-saat menghadapi Ujian Naional telah diajari kejujuran yg sangat luar biasa ;)

Sekolah itu lebih mementingkan kejujuran daripda bocoran , bahwa nilai itu tidak penting, yang penting itu kejujuran. 

Dear Diary ..

Tiga tahun yg lalu, jujur saya sudah menelan pil pahit. Pil pahit karena ketika saya berusaha begitu keras belajar pagi, siang , malam ,tapi beberapa teman saya disekolah lain dengan nyamannya tertidur pulas karena sudah mendapat bocoran soal sebelum ulangan. Pil pahit karena ketika saya masih harus berjuang menjawab beberapa soal di waktu yang semakin sempit, beberapa teman saya disekolah lain membuat keributan dengan santai, sedangkan para pengawas terlalu takut untuk menegur karena sudah ada perjanjian antar sekolah. Pil pahit, karena saya tidak tahu hasil apa yang akan saya terima nanti, apakah saya bisa tersenyum, ataukah harus menangis lagi...

Sebelum sampai di gerbang UN, saya telah melewati ulangan sekolah, ulangan praktek, dan berbagai ulangan lainnya. Tenaga, biaya, dan pikiran saya sudah banyak terkuras. tapi saya merasakan dibohongi dengan system pendidikan ini , ya Tuhan maaf saya mengeluh :( sejujurnya ini hanya curahaan hati saya...

Lalu.....

ketika hasil NEM pun tiba , bahkan saya dikatain sama teman saya , sekolah lu NEM nya kecil-kecil banget Den , " sekolah gw mah gede-gede nilainya dapat bocoran :D dengan tertawa nya dia bangga seakan tidak punya dosa ," sakit rasanya saat itu saya dicengin , apakah saya harus menangis lagi .. saya tidak akan menyebutkan nama sekolah itu :) , tapi yg kalian harus tahu kejujuran itu awalnya sakit, tapi buahnya manis. :)

Yasudah tapi saya tidak bisa sepenuhnya menyalahkan teman-teman saya yang terpaksa curang setelah mereka belajar tetapi soal yang keluar seperti itu. saya cuma berharap mengemban angan yang tak sedikit di pundak saya, Harapan guru. Harapan sekolah. Harapan orangtua. semoga UN nanti semakin jujur para pelajar,

Saya memang hanya pelajar biasa. Tapi saya juga bisa membedakan mana jawaban yang mengandalkan dukun dan mana jawaban yang didapat karena sempat melihat soal. Apa salah kalau akhirnya saya mempertanyakan kredibilitas tim penyusun dan pencetak soal? Sebab jujur saja, air hujan tidak akan menetesi lantai rumah jika tidak ada kebocoran di atapnya.
Saya juga tidak mengerti apa yg terjadi pada pendidikan di negeri ini :(

Sebagai pelajar yang sangat bodoh, saya sebenernya sudah banyak merasakan sakit hati tentang pendidikan di negeri ini yang saya pendam dalam hati saya.  :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar